Akuntansi keuangan dirancang untuk menghasilkan informasi keuangan yang diperlukan para stakeholder perusahaan, sementara pihak luar perusahaan seperti calon investor, kreditur, dan masyarakat umum juga memerlukan informasi perusahaan menyangkut misi, tujuan manajemen, kemampuan manajemen mengembangkan produk
baru, kemampuan memasarkan produk, pengembangan sumber daya insani dan sebagainya.
Informasi keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi keuangan bersifat periodik, histories, dan disusun berdasarkan cost (biaya), pada era informasi ini laporan keuangan akan semakin sering disajikan, sedangkan histories informasi keuangan membatasi ruang
lingkupnya para user yang akan mengambil tindakan keputusan atas dasar prediksi di masa yang akan datang, adapun inormasi yang memuat estimasi kondisi keuangan sangat diperlukan bagi para calon investor, apalagi saat ini nilai perusahaan tidak tercermin melalui cost saja.
Laporan keuangan yang berdasarkan prinsip akuntansi biasanya disajikan dalam format laporan atau statement, sementara teknologi informasi lebih memberi peluang untuk dapat menyajikan informasi dalam berbagai format dan bentuk, baik secara teks, grafik, sound, tabulasi dan sebagainya, hanya saja prinsip akuntansi yang berlaku tidak mudah di revisi dan membutuhkan proses politik yang panjang, akibatnya banyak para akademisi lebih mengkonsentrasikan pada akuntansi manajemen saja.
Prinsip akuntansi yang ada umumnya mengatur tujuan pelaporan keuangan, definisi elemen laporan keuangan, pengakuan dan pengukuran tiap elemen, penyajian dan pengungkapan dari kejadian keuangan, disisi lain, para manajer dan investor mempunyai
keinginan yang sama dalam mengkaji prestasi keuangan perusahaan meskipun berbeda level, dan setiap level manajemen akan menilai berbagai alernatif investasi untuk memaksimumkan nilai sekarang arus kas di masa depan (future value).
Walaupun rincian informasi yang diperlukan manajer dan investor berbeda, namun informasi yang disajikan diharapkan dapat konsisten dan mememnuhi standar kualitas informasi yaitu STARCERUCE-C3 (Safety/security, Timeliness, Accurate, Relevance, Complete, Efficient, Reliable, Usability, Competitiveness, Economics, Clearly, Correctness, Consistence), sehingga dapat mencerminkan kondisi ekonomi yang real, dan para manajer dapat melaporkan informasi keuangan perusahaan secara real pada kondisi ekonomi yang ada, sehingga dapat berperilaku berdasarkanb norma rasionalitas
manajemen di era informasi.
Prinsip akuntansi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan informasi berdasarkan tuntutan era informasi, karenanya perlu dipertimbangkan beberapa factor, yaitu:
a. Perilaku information user (pemakai informasi) dalam meprediksi arus kas di masa datang.
b. Kebutuhan informasi internal bagi setiap level manajer maupun manajer fungsional.
c. Information based assets dan sumberdaya insani lebih diperhatikan.
d. Arus informasi continue lebih diperhatikan.
e. Informasi yang menjadi signal perubahan atau percepatan perubahan pada level w” lebih diperhatikan.
(http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/2010/MANAJERIALSeptember2008/4%20 %20%20STMIK%20AMIKOM%20YOGYAKARTA%20-%20DAMPAK%20PERKEMBANGAN%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20DALAM%20PROFESI%20AKUNTAN%20DAN%20IMPLIKASINYA.pdf).
Saran adalah kita dapat mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh TI (Teknologi Industri) di dalam dunia akuntansi keuangan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar