Selasa, 16 Maret 2010

Sejarah Teknik Industri

Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. Frederick Winslow Taylor sering ditetapkan sebagai Bapak Teknik Industri meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah mempengaruhi perkembangan teknik industri seperti risalah The Wealth of Nations karya Adam Smith, dipublikasikan tahun 1776; Essay on Population karya Thomas Malthus dipublikasikan tahun 1798; Principles of Political Economy and Taxation karya David Ricardo, dipublikasikan tahun 1817; dan Principles of Political Economy karya John Stuart Mill, dipublikasikan tahun 1848. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham Liberal Klasik mengenai kesuksesan dan keterbatas dari Revolusi Industri. Adam Smith adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "Economic Science" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah Charles W. Babbage. Babbage adalah profesor ahli matematika di Cambridge University. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul On the Economy of Machinery and Manufacturers tahun 1832 yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang Kurva Belajar (Learning Curve), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "analytical calculating machine" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.
Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang mempengaruhi pembentukan Teknik Industri. Henry R. Towne menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan. Towne kemudian menjadi anggota American Society of Mechanical Engineers (ASME) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam Industrial Engineering Handbook dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama Fredrick A. Halsey bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
Henry L. Gantt (juga anggota ASME) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta Diagram Gantt (Gantt chart), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang Gantt chart digunakan dalam bidang statitik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Mapping (CPM).
Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut Frederick Winslow Taylor. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan manajemen kepada seluruh anggota ASME. Dia menciptakan istilah "Scientific Management" untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. Scientific Management memiliki efek yang besar terhadap Revolusi Industri, baik di Amerika maupun di luar negara Amerika.
Keluarga Gilbreth diakui akan pengembangan terhadap Studi Waktu dan Gerak (Time and Motion Studies). Frank Bunker Gilbreth dan istrinya Dr. Lillian M. Gilbreth melakukan penelitian mengenai Pemahaman Kelelahan (Fatigue), Skill Development, Studi Gerak (Motion Studies), dan Studi Waktu (Time Studies). Lillian Gilbreth memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang Psikologi yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, dimana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya Tabel Klasifikasi Therbligs (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
Saat Amerika Serikat menghadapi Perang Dunia II, secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah Operation Research. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok Operation Research (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
Pada 1948 sebuah komunitas baru, American Institute for Industrial Engineers (AIIE), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun 1960 dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum teknik industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode teknik industri disandarkan pada fondasi analisa, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap optimisasi dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisa statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang teknik industri dengan pendekatan teoritis.
Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas Sumatera Utara [USU] dengan situs http://ft.usu.ac.id/ [[1]], Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesin merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
Di Universitas Indonesia (www.ui.edu), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota Pasuruan dan Klaten, pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin pabrik gula dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di pabrik semen dan di bengkel-bengkel perkereta-apian.
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan. Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan Tambang.
Sementara itu, pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara, Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa Teknik Produksi.
Pada tahun 1966-1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968-1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

LATAR BELAKANG TERCIPTANYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN BESERTA PENGERTIANNYA

Latar belakang berkembangnya sebuah teknologi pendidikan pada saat ini karena berkembangnya sebuah lembaga pendidikan yang modern pada sekarang ini. Oleh karena itu, dengan perubahan zaman yang semakin kompleks serta perubahan secara sistimatis, maka sebuah institusi pendidikan akan mengikuti hal demikan, hal ini tidak terlepas dari produk-produk pendidikan itu sendiri, contohnya saja dari hasil pendidikan terciptanya sebuah alat yang canggih.
Menurut para ahli cheez, pengertian teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Ada pula yang mengatakan bahwa pengertian teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Selain itu, pengertian teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Jadi, menurut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran atau pendidikan adalah membuat agar suatu pembelajaran atau pendidikan lebih efektif.

Defenisi Teknologi Informasi

Definisi teknologi informasi adalah suatu data sekumpulan item yang belum mempunyai arti bagi penggunanya. Contoh : Mega, 1050502, 2002501, 18. Informasi adalah suatu data yang terstruktur hasil olahan dan telah memiliki arti bagi penggunanya. Contoh : 1050502, Mega, 022-2002501. Definisi informasi secara Internasional adalah sebagai hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang lebih lebih akurat dan hampir benar dibandingkan data mentah.
Teknologi adalah ilmu yang berkaitan dengan seni atau sains dengan pengaplikasian pengetahuan saintifik ke praktis dan aplikasi praktis dari sains dalam industri dan bisnis. Teknologi informasi adalah teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data / informasi tersebut dalam batas–batas ruang dan waktu. Teknologi informasi merupakan pengembangan dari teknologi komputer dipadukan dengan teknologi telekomunikasi. Komputer hanyalah salah satu produk dalam domain teknologi informasi. Modem, Router, Oracle, SAP, Printer, Cabling System, VSAT dan sebagainya merupakan contoh–contoh dari produk- produk teknologi informasi.
Definisi sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen– komponen yang memiliki unsur keterkaitan dan terintegrasi antara satu dengan lainnya dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen–komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Pada masa lalu teknologi informasi yang digunakan berupa goresan/gambar, arsip, telegraf, dan lain– lain. Pada masa kini Teknologi Informasi yang digunakan antara lain berupa komputer, faks, telekonferensi.
Informasi dapat diperoleh melalui :
- Pustaka (ilmiah, semi – ilmiah, popular).
- Media massa (cetak, radio, tv).
- Lisan (wawancara, telepon).
- Tulisan (surat, fax).
Perangkat Bantu yang digunakan untuk memperoleh informasi adalah :
- Manual (Pena, Pensil).
- Mesin Mekanis (Mesin Tik).
- Alat Elektronis (Komputer).
- Alat Telekomunikasi.
Data sebaiknya diolah dengan cara :
- Perekaman awal.
- Penyimpanan.
- Pengklasifikasian.
- Cara pengambilan kembali.
- Penyusunan/ Pengurutan.
- Perbanyakan.
- Penghitungan .
- Penyampaian.

Defenisi Teknologi Informasi

Definisi teknologi informasi adalah suatu data sekumpulan item yang belum mempunyai arti bagi penggunanya. Contoh : Mega, 1050502, 2002501, 18. Informasi adalah suatu data yang terstruktur hasil olahan dan telah memiliki arti bagi penggunanya. Contoh : 1050502, Mega, 022-2002501. Definisi informasi secara Internasional adalah sebagai hasil dari pengolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang lebih lebih akurat dan hampir benar dibandingkan data mentah.
Teknologi adalah ilmu yang berkaitan dengan seni atau sains dengan pengaplikasian pengetahuan saintifik ke praktis dan aplikasi praktis dari sains dalam industri dan bisnis. Teknologi informasi adalah teknologi yang berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data / informasi tersebut dalam batas–batas ruang dan waktu. Teknologi informasi merupakan pengembangan dari teknologi komputer dipadukan dengan teknologi telekomunikasi. Komputer hanyalah salah satu produk dalam domain teknologi informasi. Modem, Router, Oracle, SAP, Printer, Cabling System, VSAT dan sebagainya merupakan contoh–contoh dari produk- produk teknologi informasi.
Definisi sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen– komponen yang memiliki unsur keterkaitan dan terintegrasi antara satu dengan lainnya dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan. Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen–komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Pada masa lalu teknologi informasi yang digunakan berupa goresan/gambar, arsip, telegraf, dan lain– lain. Pada masa kini Teknologi Informasi yang digunakan antara lain berupa komputer, faks, telekonferensi.
Informasi dapat diperoleh melalui :
- Pustaka (ilmiah, semi – ilmiah, popular).
- Media massa (cetak, radio, tv).
- Lisan (wawancara, telepon).
- Tulisan (surat, fax).
Perangkat Bantu yang digunakan untuk memperoleh informasi adalah :
- Manual (Pena, Pensil).
- Mesin Mekanis (Mesin Tik).
- Alat Elektronis (Komputer).
- Alat Telekomunikasi.
Data sebaiknya diolah dengan cara :
- Perekaman awal.
- Penyimpanan.
- Pengklasifikasian.
- Cara pengambilan kembali.
- Penyusunan/ Pengurutan.
- Perbanyakan.
- Penghitungan .
- Penyampaian.

SEJARAH TEKNOLOGI INFORMASI

Pada awal mulanya teknologi informasi diawali dengan alat manual untuk mengolah data sudah digunakan sejak jaman primitif yang dikembangkan oleh bangsa Barbara. Bangsa Barbara menggunakan batu karang yang digoreskan untuk mencatat data. Batu karang yang digoreskan ini disebut petroglyphs. Di timur tengah bangsa Babylonia dan Sumeria menggunakan tablet tanah liat untuk melakukan perhitungan dan pencatatan informasi. Bangsa Yunani dan Romawi menggunakan lempengan kayu yang dilapisi lilin dan kulit binatang sebagai tempat pencatatan data dan menggunakan kayu, tulang ataupun metal sebagai alat tulisnya.
Pada abad 17 ahli matematika Skotlandia menciptakan alat yang dibuat dari tulang untuk perhitungan perkalian yang disebut Napier’s Bones. Setelah terciptanya alat manual barulah tercipta alat mekanis yang dikembangkan oleh Pascaline. Pascaline merupakan mesin penghitung mekanis pertama yang diciptakan oleh Blaise Pascal. Mesin ini hanya dapat melakukan penambahan dan pengurangan saja.
Charles Babbage menciptakan Babbage’s Difference Engine dan kemudian mengembangkan dengan konsep yang lebih mendalam dan umum menjadi Babbage’s Analytical Engine. Prinsip kerja mesin ini merupakan dasar kerja dari komputer sekarang. Mesin ini dapat melakukan operasi pertambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Setelah terciptanya alat manual dan alat mekanis barulah tercipta lagi alat elektronis dengan disesuaikan pada generasinya masing-masing. Berikut merupakan sejarah alat elektronis berdasarkan generasinya masing-masing:
1. Generasi Pertama (1942 -1959 )
Komponen terbuat dari tabung hampa (Vacuum Tube), Program berupa bahasa mesin (Machine Languange). Menggunakan konsep store program dengan memori utamanya adalah magnetic core storage. Menggunakan simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk. Karakteristik dari tabung hampa (Vacuum Tube) adalah:
- Ukuran besar.
- Cepat panas.
- Prosesnya kurang cepat.
- Kapasitas untuk penyimpanan data kecil.
- Membutuhkan daya listrik besar.
- Orientasinya terutama pada aplikasi bisnis.
Contoh : Eniac (Electronic Numerical Integrator and Calculator).
2. Generasi Kedua (1959 -1965)
Komponennya terbuat dari transistor untuk sirkuitnya. Program dapat dibuat dalam bahasa tingkat tinggi (high level language seperti Fortran, Cobol, dan Algol). Kapasitas memori utama sudah cukup besar dengan pengembangan dari magnetic core storage, dapat menyimpan puluhan ribu karakter. Menggunakan simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk yang berbentuk removable disk atau disk pack. Mempunyai kemampuan real time dan time sharing. Karakteristik pada komponen ini adalah :
- Ukuran fisik lebih kecil dari generasi pertama.
- Proses operasi sudah cepat.
- Kapasitas memori lebih besar.
- Membutuhkan lebih sedikit daya listrik.
- Orientasinya pada aplikasi bisnis dan teknik.
Contoh : IBM 1401 yang digunakan oleh kalangan industri.
3. Generasi Ketiga (1965 -1970)
Komponen yang dipergunakan adalah IC (Integrated Circuit). Peningkatan Software. Pengembangan alat input output. Memungkinkan untuk melakukan Multiprocessing dan Multi programming.
Contoh : IBM system 360, UNIVAC 1108
4. Generasi Keempat (1970 -1983)
Ada dua perkembangan yang dianggap sebagai generasi keempat:
1. Penggunaan LSI (Large Scale Integration) atau Bipolar Large Scale Integration yang merupakan pemadatan dari beribu IC dijadikan satu dalam sebuah chip.
2. Perkembangan komputer mikro yang menggunakan microprocessor dan semiconductor yang berbentuk chip untuk memori komputer (Internal Memory), sedangkan komputer generasi sebelumnya masih menggunakan magnetic core storage.
5. Generasi kelima
Komputer kelima sedang dalam pengembangan . Komponen yang dipergunakan adalah VLSI dan ULSI. Juga sedang dikembangkan Josephson Junction, teknologi yang kemungkinan bisa menggantikan chip. Komponen teknologi informasi terdiri dari :
1. Hardware (CPU, memory, I/O device, Interconnector)
2. Software (Sistem Operasi, program paket, program aplikasi)
3. Brainware (Analis, Programmer, manajer, Database Administrator)
4. Firmware (Instruksi yang disimpan permanent dalam ROM)
5. Infoware (user manual, SOP, cyber law)

LATAR BELAKANG TERCIPTANYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN BESERTA PENGERTIANNYA

Latar belakang berkembangnya sebuah teknologi pendidikan pada saat ini karena berkembangnya sebuah lembaga pendidikan yang modern pada sekarang ini. Oleh karena itu, dengan perubahan zaman yang semakin kompleks serta perubahan secara sistimatis, maka sebuah institusi pendidikan akan mengikuti hal demikan, hal ini tidak terlepas dari produk-produk pendidikan itu sendiri, contohnya saja dari hasil pendidikan terciptanya sebuah alat yang canggih.
Menurut para ahli cheez, pengertian teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Ada pula yang mengatakan bahwa pengertian teknologi pendidikan adalah satu bidang/disiplin dalam memfasilitasi belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui pengelolaan proses kesemuanya itu.
Selain itu, pengertian teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. Tapi, sudah jelas menurut pengertian ini bahwa obyek formal teknologi pendidilkan adalah memecahkan masalah belajar manusia. Dilakukan dengan cara menganalisis maslah terlebih dahulu, baru kemudian melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Jadi, menurut konsep ini tujuan utama teknologi pembelajaran atau pendidikan adalah membuat agar suatu pembelajaran atau pendidikan lebih efektif.